Pelabuhan

Menurut KBBI pelabuhan adalah tempat berlabuh Menurutku, pelabuhan adalah kamu Tempat dimana aku harus melabuhkan segala rasa yang telah lama aku rasa Tapi sebentar, aku sedikit lupa jalan ke arah pelabuhan itu lewat mana? Sudah lama tidak singgah Apakah suasananya masih sama seperti dahulu ketika terakhir aku mengunjunginya? Sayup-sayup terdengar kabar dari warga sekitar, bahwa pelabuhan yang aku maksud. Dulunya gemerlap, kini mulai meredup. Kemana petugas pelabuhan tersebut? Apakah sudah berbeda? Malas sekali tidak mau memelihara padahal jelas mereka pasti sudah dibayar Aku harap, jika suatu hari nanti aku mengunjunginya kembali, keadaannya sudah mulai membaik, sudah seperti dulu lagi. Berharap Setra Indah, 2020

Tentang Mengucapkan "Selamat Natal"



Kalian mungkin bertanya-tanya bagaimana sih hukumnya mengucapkan “selamat natal” bagi muslim kepada mereka yang merayakannya. Yah pasti (mungkin) -_- soalnya saya mengalami sendiri. Cari di gugel dari blog satu ke blog yang lainnya. Dari postingan satu ke postingan yang lainnya, bahkan sampai aku melewati lautan samudera benua eh :V
Berikut deh penjelasannya, cekidot____

Banyak orang berkata “ah itu kan Cuma perkataan biasa, lagian kita gak akan ko sampe pindah agama” hey!! Itu bukan hanya perkataan biasa, itu perkataan luar biasa men.
Nih ya Nabi Isa Alayhissalam dalam pandangan Kristen adalah Tuhan. Mereka menyebutnya tuhan Yesus yang lahir dari rahim Siti Maryam yang mereka sebut Bunda Maria. Konsep ketuhanan mereka salah menurut Islam, karena dalam Islam Allah tidak mempunyai anak, Isa ‘Alayhissalam bukan, tapi hanyalah seorang Rosul utusan Allah. Jika orang Islam ikut mengucapkan “selamat natal” tentu dia sudah hilang imannya.
Tapi orang Islam dilarang mengganggu perayaan ibadah mereka.  Prinsip toleransi “lakum dinukum waliyadin” sudah cukup.
Orang Kristen dalam keyakinan mereka Muhammad adalah nabi palsu, mereka mengatakan Muhammad adalah pembajak ayat-ayat alkitab. Biarlah, itu tuntutan keyakinan mereka toh tidak ada paksaan bagi orang Kristen untuk meyakini apa yang diyakini orang Islam.

Ada juga penjelasan yang lainnya, berikut___
Fatwa ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah, dari kumpulan risalah (tulisan) dan fatwa beliau (Majmu’ Fatawa wa Rosail Ibnu ‘Utsaimin), 3/28-29, no. 404.
Beliau rahimahullah pernah ditanya,
“Apa hukum mengucapkan selamat natal (Merry Christmas) pada orang kafir (Nashrani) dan bagaimana membalas ucapan mereka? Bolehkah kami menghadiri acara perayaan mereka (perayaan Natal)? Apakah seseorang berdosa jika dia melakukan hal-hal yang dimaksudkan tadi, tanpa maksud apa-apa? Orang tersebut melakukannya karena ingin bersikap ramah, karena malu, karena kondisi tertekan, atau karena berbagai alasan lainnya. Bolehkah kita tasyabbuh (menyerupai) mereka dalam perayaan ini?”
Beliau rahimahullah menjawab:
Memberi ucapan Selamat Natal atau mengucapkan selamat dalam hari raya mereka (dalam agama) yang lainnya pada orang kafir adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya. Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu, barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Ta’ala.” –Demikian perkataan Ibnul Qoyyim rahimahullah-
Ya intinya agamamu agamamu, agamaku agamaku.
Demikian~
Sorry kalo ada yang salah, saya mah manusia biasa tidak luar biasa mhehe :D
Sumber : anonym dan sebagian fikiran saya sendiri, dan sebagian dari blog sebelah eh Terus? Saya Cuma posting doang? Emang iya -_- gapapa lah :V wkwk
Yang penting paham apa yang udah saya ulas diatas.
Oh iya saya posting beginian bukan sok pintar atau apapun, bukan so suci atau apapun, ini hasil saya tanya tanya, sebab saya penasaran he he 
Terimakasih----

Comments

Popular posts from this blog

Contoh makalah Fisika tantang penerapan Gaya Lorentz