Pelabuhan

Menurut KBBI pelabuhan adalah tempat berlabuh Menurutku, pelabuhan adalah kamu Tempat dimana aku harus melabuhkan segala rasa yang telah lama aku rasa Tapi sebentar, aku sedikit lupa jalan ke arah pelabuhan itu lewat mana? Sudah lama tidak singgah Apakah suasananya masih sama seperti dahulu ketika terakhir aku mengunjunginya? Sayup-sayup terdengar kabar dari warga sekitar, bahwa pelabuhan yang aku maksud. Dulunya gemerlap, kini mulai meredup. Kemana petugas pelabuhan tersebut? Apakah sudah berbeda? Malas sekali tidak mau memelihara padahal jelas mereka pasti sudah dibayar Aku harap, jika suatu hari nanti aku mengunjunginya kembali, keadaannya sudah mulai membaik, sudah seperti dulu lagi. Berharap Setra Indah, 2020

Tanggal 8 September 2016




Ada apa? Sore itu, badan saya menggigil, tangan dan kaki terasa dingin badan panas dan kepala terasa sakit sekali. Ah, saya kena demam. Okay, selepas shalat isya Ayah menyuruh minum obat Paracetamol. Malam demam sempat turun namun kembali naik, pagi hari Ayah dan Mamah memutuskan untuk mebawa saya ke klinik terdekat. Berangkat sekitar jam tujuh, daftar menunggu sebentar lalu diperiksa, diberi obat lalu membayar obat. Obat yang diberikan tidak jauh dari Paracetamol dan obat vitamin. Okay, saya makan lalu meminum obat tersebut. Setelah beberapa jam obat mulai bereaksi, keringat mulai keluar lumayan banyak. Demam turun, selang beberapa jam lalu naik lagi. Hmm, saya pikir ini memang bisa. Saya makan lagi lanjut minum obat lagi. Malam hari, demam sempat turun keluar keringat banyak sehingga rambut menjadi sangat basah, demam turun hingga pagi hari, selepas itu demam naik kembali. Kejadian itu berulang terus menerus hingga minggu sore. Iya, Minggu sore Ayah beserta Mamah memutuskan untuk membawa saya dan adik saya ke Rumah Sakit Karisma Cimareme, kebetulan si adik juga ikut-ikut demam dan naik turun juga. Selepas shalat Ashar, kami bergegas pergi ke RSKC. Sampai disana, daftar, menuggu, hingga dipanggil dokter dan diperiksa. Sesudahnya diperiksa dokter menyarankan untuk tes darah, untuk memastikan apa yang terjadi. Yasudah, Saya dan si adik tes darah iya begitulah diambil darahnya pakai jarum :D. Setengah jam kami menunggu untuk dipanggil kembali oleh dokter. Dipanggillah kami, kemudian dokter membacakan hasil labnya, pertama dokter membacakan hasil lab dari si adik, normal ternyata Alhamdulillah. Kemudian dokter membacakan hasil lab saya dan ternyata ada yang tidak normal, pada HB dan trombosit. Hmmmm cukup kaget namun masih tenang, HB dibawah rata-rata entah berapa lupa, namun trombosit kurang dari batas normal yang harusnya diatas 150.000-400.000 ini hanya 113.000 dokter bilang saya terkena DBD (Demam Berdarah Dengue), dokter tidak menyarankan untuk langsung di opname, karena sesuai prosedur pasien diharuskan diopname jika trombosit sudah drop dibawah 100.000. “Tunggu saja sampai besok, dan kembali lagi ke sini cek darah lagi” ucapnya. “Alhamdulillah tidak diopname”, ucap saya dalam hati. Setelah itu kami menebus obat, obatnya tidak jauh dari Paracetamol, karena saat itu demam saya masih naik turun. Dan selepasnya kamipun pulang tapi sempat mampir ke apotek lagi untuk membeli teh angkak dan jus kurma obat alami yang bisa meningkatkan trombosit. Lalu mampir ke swalayan sekalian untuk sekedar membeli jus jambu dan camilan lainnya, ya jus jambu juga untuk meningkatkan kadar trombosit. Malam itu tepat malam takbiran yang keesokan harinya hari besar umat islam yakni Idul Adha, yup. Sesampainya dirumah saya dan adik langsung makan, lalu minum obat, selang beberapa saat mamah menyeduhkan saya teh angkak dicampur jus kurma, manis sedikit sepet :v tapi tidak apa demi kesembuhan ditelan saja lah ya he he, kemudian lanjut tidur.
                Keesokan harinya pas pagi hari saya dan adik ditinggal Ayah dan Mamah untuk pergi ke mesjid melaksanakan shalat Idul Adha, orang lain shalat dan menyaksikan hewan qurban di sembelih saya malah tidak bisa kemana-mana, makan sate pun tidak sama sekali hhuy :v. Setelahnya itu Ayah dan Mamah pulang, lalu menyiapkan makanan untuk saya dan adik dan lanjut minum obat sesudahnya minum jus jambu. Begitu terus berulang hingga sore, makanan, obat, teh angkak jus kurma, jus jambu, saya minum dan makan demi ingin sehat.
Sorenya ba’da Ashar saya kembali lagi ke RSKC untuk kontrol atas perintah dokter kemarin, ya berangkatlah kami. Diperjalanan kebetulan hujan deras otomatis Ayah menyalakan AC karena jika tidak kaca pasti berembun kan, kondisi saya saat itu masih demam dan kedinginan luar biasa, si adik demamnya sudah turun jadi dia biasa saja, pusing dan sakit kepala pokoknya tidak karu-karuan. Sesampainya disana saya langsung dicek darah lagi karena sudah ada rujukan dari dokter kemarin, sesudahnya petugas lab menyerahkan kepada dokter dan ternyata trombosit saya makin drop, yang asalnya 130.000 malah menjadi 65.000. Kaget bukan kepalang jika memang harus diopname, deg-degan, gugup, pokoknya campur aduk. Perawat menyuruh saya untuk menunggu di ruang UGD saja, disana masih demam dicek tekanan darah dan suhu tubuhnya 39 derajat, panas luar biasa. Kemudian Ayah mengurus administrasi dan dokter jaga menghubungi dokter bersangkutan yang akan menangani saya nanti. Saya masih juga tidak karu-karuan shock luar biasa karena takut dan ini merupakan pengalaman pertama juga. 

Sesudah administrasi selesai Ayah kembali pulang kerumah untuk mengambil perlengkapan selama saya diopname, karena awalnya memang tidak menyangka akan diopname, karena dari rumah sudah minum teh angkak, jus kurma, dan jus jambu yang membuat optimis tidak akan diopname. Hmmmm ternyata malah sebaliknya, dari ruang UGDpun saya sudah di infus, ngeri juga pas jarum masuk ketangan, sempat pegal dan keram mungkin karena efek adanya benda asing masuk ketangan jadi demikian.
Tidak lama kemuduian perawat membawa saya keruangan, nama ruangannya masih melekat di ingatan ruangan “Paviliun Iskandar” kamar 114 no 2, kebetulan dikelas satu yang hanya untuk dua orang, jadi tidak ribut. Ya, tidak lama setelahnya diruangan dokter dan perawat datang untuk memeriksa nama dokternya dr. Yedi Suyadi, Sp.PD, kebetulan dokternya orang sunda :D dokter memeriksa panasnya masih tetap sama, dokter hanya menyarankan untuk banyak minum dan banyak makan supaya trombositnya cepat naik kembali dengan dibantu cairan infusan tentunya, tidak lama perawat datang lagi datang untuk memberikan obat anti biotik, pake suntikan langsung ke kulit, ini sakit aslinya -_-, tapi gpp lah. Setelahnya saya disarankan untuk tidur, yang hanya merem-merem tidak jelas. Sekitar jam 10 atau jam 11 Ayah kembali namun langsung keruangan membawa selimbut peralatan mandi dan segala macam untuk keperluan selama dirumah sakit. Setelahnya Ayah pulang kembali kerumah karena khawatir dengan adik saya karena dia baru saja sembuh, yang jaga hanya mamah.
Keesokan harinya, jam enam petugas lab datang untuk mengambil darah lagi, darah dicek selama 24jam sekali. Setelahnya sekitar jam setangah tujuh perawat datang untuk cek tekanan darah dan suhu tubuh, masih 38 derajat. Jam tujuh sarapan datang, bubur! Ugh jika lagi demam makan apapun terasa eneg ya, ya dimakan saja demi sembuh, mamah yang suapin karena keaadaan masih pusing dan kebetulan yang diinfus tangan kanan. Dan, yups waktunya visite dokter, dokter memeriksa dan katanya trombosit malah turun jadi 50.000, kaget lagi bukan kepalang. Tapi perawat bilang jika masa kritis belum lewat trombosit masih akan tetap turun, bagaimanapun itu. Obat yang diberikan hanya paracetamol saja, tidak lebih karena demam saya yang masih naik turun, turun hanya beberapa jam kemudian naik lagi. Hingga akhirnya demam turun pada hari Kamis tapi trombosit tetap saja turun meski demam sudah tidak lagi, sekitar hari Rabu dokter bilang trombosit 25.000 dan sakit ditambah dengan tipes. Ugh, okay dokter saran lagi kalo perut perihnya perih jus jambu jangan diminum karena asam, dan tetap harus banyak makan dan minum. Keesokan harinya, pagi petugas lab datang untuk mengambil darah lagi. Hari kamis, dokter visite dan katanya trombosit jadi 18.000, waduh drop banget kan, untung tidak sampai ditransfusi darah -_-. Paginya Ayah telpon mamah untuk menanyakan keadaan dan menanyakan trombosit juga, berapa katanya, setelah tahu, Ayah kaget bukan kepalang, karena sesuai pengalaman adiknya pun sama pernah DBD dan trombosit 20.000 harus ditransfusi. Astaghfirullah -_- untung saja dokter tidak menyarankan untuk transfusi dan sebagainya karena demam saya sudah dari hari Kamis, jadi jika dihitung memang hari Kamis adalah masa kritisnya. Perawat bilang tidak usah panik, karena besok hari Jum’at trombosit sudah pasti akan naik, Alhamdulillah tenang karena beberapa perawat datang menjelaskan demikian, karena memang perawat sering datang ke ruangan saya untuk memperbaiki infusan, setiap kali saya ke kamar mandi setelahnya perawat pasti akan datang, memperbaiki. Keesokan harinya, Alhamdulillah trombosit sudah naik jadi 31.000 dokterpun mebolehkan hari Sabtu pulang, Alhamdulillah. Lima hari kemudian saya kontrol masih keleyengan sedikit, mungkin efek dari tidur terus menerus, karena dokter memerintahkan untuk dua hari tidur, dua hari duduk, satu hari jalan :v Alhamdulillah hasil kontrol tidak ada apa-apa trombosit pun sudah diatas 300.000. 

Sekian, semoga tidak terhibur. Karena ini bukan lawakan :D

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Contoh makalah Fisika tantang penerapan Gaya Lorentz