Pelabuhan

Menurut KBBI pelabuhan adalah tempat berlabuh Menurutku, pelabuhan adalah kamu Tempat dimana aku harus melabuhkan segala rasa yang telah lama aku rasa Tapi sebentar, aku sedikit lupa jalan ke arah pelabuhan itu lewat mana? Sudah lama tidak singgah Apakah suasananya masih sama seperti dahulu ketika terakhir aku mengunjunginya? Sayup-sayup terdengar kabar dari warga sekitar, bahwa pelabuhan yang aku maksud. Dulunya gemerlap, kini mulai meredup. Kemana petugas pelabuhan tersebut? Apakah sudah berbeda? Malas sekali tidak mau memelihara padahal jelas mereka pasti sudah dibayar Aku harap, jika suatu hari nanti aku mengunjunginya kembali, keadaannya sudah mulai membaik, sudah seperti dulu lagi. Berharap Setra Indah, 2020

Berharap Cukup Yuyun, Jangan ada Yuyun yang Lain



Kini sedang hangat-hangatnya berita mengenai Yuyun, bocah berumur 14 tahun mungkin sekitar kelas VIII SMP. Dialah Yuyun yang menjadi korban dari biadabnya kelakuan remaja dibawah umur. Ironisnya Yuyun diperkosa oleh 14 orang hingga tewas, tujuh  remaja dibawah umur 18 tahun, dan tujuh orang lagi diatas 18 tahun. Kejadiannya kurang lebih seperti ini :
Jika salah mohon diluruskan, karena saya hanya manusia biasa, bukan Tuhan.
            Yuyun siswi SMP 14 tahun yang bersekolah di daerah Bengkulu, menurut gurunya ia selalu mendapat rangking satu dari kelas VII berarti bisa dikategorikan Yuyun adalah anak yang pintar. Jarak dari rumah ke sekolah yakni lima kilometer, ia tempuh dengan berjalan kaki agar ia bisa sampai disekolah, luar biasa memang perjuangannya lantas kita yang pergi ke sekolah dengan hanya mengandalkan emang angkot atau bahkan dengan mengendarai sepeda motor harus malas? Please berkaca! Hari itu, kalau tidak salah saya menyimak berita kejadiannya tanggal 2 April 2016 (kalau tidak salah) kalau salah harap maklum karena saya bukan Tuhan, kejadiannya mungkin sudah sebulan lalu (tapi mengapa baru terungkap sekarang?). Sepulang sekolah Yuyun pergi dengan berjalan kaki seperti biasanya, sekitar dua kilometer lagi menuju rumah, Yuyun diseret oleh 14 orang remaja yang entah sedang minum tuak atau sudah, entah bagaimana pokoknya 14remaja itu meminum tuak. Luar biasa memang efek tuak ini sehingga bisa memutar otak manusia berperilaku macam binatang, setelah diseret dan dibawa ke semak-semak Yuyun kemudian diperkosa secara bergiliran hingga tewas, kemudian almarhum Yuyun ditemukan dua hari berikutnya.
            Pertama yang ingin saya bicarakan, yang salah disini siapa? Anak-anakkah yang tidak mampu mengontrol pergaulan, pendidikan, efek lingkungan, atau bahkan dari orang tua mereka sendiri?
Kalau boleh saya runut, dewasa ini teknologi dan komunikasi di Indonesia begitu pesat sehingga remaja yang masih dibawah umur pun dapat mengakses internet bebas dengan apa yang ia mau, yang ringan hingga yang berat, yang sudah boleh dilihat bahkan yang belum boleh. Oleh karena itu, mungkin karena remaja memang masanya segala ingin tahu, masa-masanya mencari jati diri, akibat dari keingin tahuan ini mereka membuka situs-situs yang seharusnya tidak mereka lihat, iya semacam  pornografi, pornoaksi dan sebagainya yang bisa mereka akses di internet. Kemudian, jika menurut saya untuk seumuran itusudah sepantasnya bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk pun pasti sudah bisa memilah dan memilih mana yang mesti dilakukan dan tidak. Kemudian jika ini akibat dari orang tua ya mungkin karena perhatian orang tua terhadap anak memang kurang atau karena broken home, atau karena orang tua yang sibuk bekerja karena dalih emansipasi agar segala kebutuhan keluarga terpenuhi jadi kebutuhan psikologis sang anak terhadap orang tua tidak terpenuhi sehingga sang anak melampiaskan segalanya pada hal-hal yang negatif, ini penting untuk perhatian orang tua karena remaja sebagai penerus generasi bangsa. Jika diibaratkan, anak-anak bagai tanaman yang baru ditanam kemudian dipupuk dengan pupuk yang kualitas paling rendah, bagaimana hasilnya? Rusak, bahkan tidak akan tumbuh. Begitulah kira kira
            Kemudian yang kedua, pasal 1 ayat 3 pada Undang-Undang Dasar “Negara Indonesia adalah negara hukum” jelas bukan? sekali hukum tetap hukum, sekali kesalahan tetap kesalahan yangharus dihukum. Kini, pelaku tujuh orang yang masih dibawah umur dihukum hanya 10 tahun penjara saja, jelas jika menurut saya ini tidak adil pun dari pihak keluarga korban khususnya orang tua Yuyun merasa tidak merasa adanya keadilan, tapi itu sudah menjadi keputusan hakim dan sudah ditetapkan juga. Jika boleh saya bertanya disini, mengapa tidak dihukum penjara seumur hidup saja? Katanya dari pihak mana saya lupa, mereka yang dibawah umur masih bisa direhabilitasi dan masih bisa diberi kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik, Alhamdulillah jika memang menjadi lebih baik, jika makin bejat? Jika terus melakukan lagi dan lagi? Tidak ada yang dapat menjamin itu semua, tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi dimasa mendatang bukan? Boleh saya bertanya lagi? Kenapa tidak dihukum kebiri? (kebiri ada dua, yakni secara fisik dan kimiawi, fisik yakni memotong testikel sedangkan kebiri kimiawi adalah penyuntikan zat kimia yang dapat menghilangkan hasrat seksual seseorang)  pro dan kontra pun lagi, disini yang saya simak diberita ada 2 menteri yang menolak hukuman kebiri, yakni Menteri Kesehatan Ibu Nila dan Menteri Hukum dan HAM Bapak Yosanna Laoly. Ibu Nila berpendapat bahwasanya hukuman ini tidak berprikemanusiaan dan juga bisa berefek kanker pada sipelaku, kemudian Bapak Yosanna berpendapat hukuman ini melanggar HAM, dilain pihak banyak orang yang setuju akan hukum kebiri ini tapi dilain pihak juga ada yang kontra. Jadi harus berpihak kemana? Sedangkan hukum tetaplah hukum yang harus dipatuhi dan ditegakkan.
Jika saya boleh berpendapat, pertama saya tidak setuju dengan diberi hukuman seberat-beratnya karena anak memang tetaplah anak yang masih bisa dibentuk dan direhabilitasi, tetapi tetap tidak ada yang bisa menjamin apakah ini akan membuat sipelaku menjadi jera? Kedua, harsunya diperbaiki akhlak masing-masing orang (anak), inilah mungkin yang menjadi salah satu sebab juga mengapa sistem pendidikan di Indonesia tidak menekankan pada moral, etika? Malah menekankan pada nilai, nilai dan nilai sehingga siswa bahkan mahasiswa berusaha jungkir balik untuk mendapatkan nilai yang amazing, apapun dilakukan untuk itu tapi toh ketika kita turun di dunia kerja nilai raport dan IPK bahkan untuk menjadi menantu pun ini tidak terlalu menjadi syarat yang mutlak ini hanya menjadi bonus yang menjadi dasar adalah moral dan etika dimana seseorang dapat dihormati dan disegani diakui dan diterima. Mudah-mudahan pemerintah kedepannya dapat menerapkan sistem pendidikan yang lebih mengedepankan pada sikap dan moral.
Mudah-mudahan kasus Yuyun atau kasus kejahatan seksual yang selalu ada pada setiap berita distasiun tv bukan menjadi bahan pengalihan isu atau bahkan permainan politik lainnya. Aamiin, karena memang di Indonesia ini latah, sekali ribut pasti ribut semua setelahnya senyap, semacam kasus Jesicca kopi maut, dulu sangat digembor-gemborkan, kini? Bagaimana kelanjutannya? Wallahualam. Berharap cukup Yuyun, Jangan ada Yuyun yang lain.

__late post ini dibuat 13 Mei 2016

Comments

Popular posts from this blog

Contoh makalah Fisika tantang penerapan Gaya Lorentz