Lahir ditanah Indonesia, makan minum
dari sumber daya alam di Indonesia, tumbuh ditanah Indonesia, lantas apa yang
sudah saya berikan untuk Indonesia? Iya Indonesia, siapa yang tak kenal
Indonesia? Ya Indonesia tanah kelahiranku, negeri yang kaya akan sumber
daya alam, kaya akan seni dan budaya dari sabang sampai merauke. Negeri kaya
akan manusia pintar iya pintar namun tak cerdas, menurut saya pintar belum
tentu cerdas namun cerdas sudah tentu pintar. Pintar? Iya pintar dalam praktik
korupsi, ups. Pintar tidak adil menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.
Contoh sederhana sebagai bibit merebaknya
korupsi di Indonesia, disetiap sekolah budaya mencontek sudah menjadi hal yang
biasa, iya bagi mereka yang pintar mencontek, namun bagi saya itu tidak! jujur
saja saya memang pernah mencontek namun setelah dipikir panjang tiada
sedikit gunanya, karena mencontek adalah cikal bakal seseorang untuk bertindak
korupsi, iya korupsi tindakan sampah melebihi sampahnya seorang pencopet.
Sistem pendidikan di Indonesia mungkin yang harus diperbaiki, menilai siswa
hanya dengan angka-angka diatas kertas yang secara tidak langsung menuntut
siswa siswi menghalalkan segala cara demi mendapatkan angka terbaik di atas
kertas. Percuma saja jika angka-angka di atas kertas itu tinggi bila cara
mendapatkannya salah.
Direzim ini memang etika, moral,
kejujuran, kedisiplinan yang harus di junjung tinggi, tak terkecuali agama
merupakan salah satu tiang yang harus dinomor satukan sebelum poin-poin yang
tadi, karena ini lah yang menjadi tonggak seseorang bentindak dan berperilaku. Dewasa
ini etika, moral, kejujuran, kedisiplinan sudah tidak terlalu di junjung tinggi
bukan? Uang dan kekuasaan adalah segalanya, ada uang kekuasaan didapat, bukan
begitu? Ada uang dapat massa banyak lalu kekuasaan didapat, begitu kan? Dengan
kekuasaan bisa mendapatkan segalanya, entah rumah mewah, perhiasan dan harta
berlimpah ruah, bahkan ferrari terparkir di depan rumah. Mantap kali para
pemilik kekuasan di negeri ini.
Saya akan sedikit mengulas rezim
Bapak Joko Widodo, orang diluar sana banyak berkata, Indonesia ini dipimpin
oleh boneka, presiden Indonesia ada yang menyetir, presiden Indonesia adalah
petugas partai, lantas saya yang baru menginjak jenjang perkuliahan tingkat
satu baru bisa menyimak dan berfikir matang-matang tentang ini. Betul memang,
saya tidak terima Joko Widodo menjadi presiden karena ada alasan tersendiri,
Jokowi telah bersumpah menjadi Gubernur Jakarta bukan? Beliaupun telah
mengumbar janji-janji manis kepada rakyat Jakarta dahulu, sekarang? Beliau
berkhianat, malah naik menduduki kursi presiden, orang nomor satu di Indonesia,
lantas saya tidak terima begitu saja. Beliau sudah berjanji akan memenuhi semua
janji-janjinya tapi sekarang beliau meninggalkan, lantas menduduki jabatan yang
lebih tinggi, sudikah kalian dipimpin dengan pemimpin yang berkhianat kepada
rakyatnya sendiri? Yang salah apa? Moral dan etika presiden atau moral dan
etika kita sebagai rakyat yang dipimpinnya? Atau bahkan paham presiden berbeda
dengan paham yang Indonesia anut? Entah
Dewasa ini sebenarnya paham apa yang
kita anut? Komunisme? Paham kebersamaan, kemudian semua orang harus
diperlakukan sama, tapi tidak mengakui adanya Tuhan serta pemeluk agama oleh
para penganutnya, dan itu masih ada di Indonesia (T.May
Rudy,1992:81) atau Liberalisme? Penganut paham bahwa manusia pada
hakekatnya adalah baik dan berbudi pekerti, tanpa harus diadakan pola-pola
pengaturan yang ketat dan bersifat
memaksa, juga kebebasan politik untuk memilih serta mengembangkan sekte
keagamaan yang dianutnya, tanpa batasan dan kendali pemerintah, dengan kata
lain pemisahan antara negara dengan agama (sekularisme) (T.May
Rudy,1992:77) yang ujung-ujungnya bermuara
pada kapitalisme yang bergaya borjuis?
Paham yang kita anut adalah Pancasila, betul apa yang
dikatakan dosen matakuliah Pendidikan Pancasila dan UUD 1945 di kelas, Pancasila adalah setengah dari isi
kitab
Al-Quran saya percaya isi Pancasila ada semua dalam
Al-Quran, lantas kita masih tidak menjunjung tinggi Pancasila dalam
berkehidupan berbangsa dan bernegara?
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa
* Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
* Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
* Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
* Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
* Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
* Saling mencintai sesama manusia.
*Mengembangkan sikap tenggang rasa.
*Tidak semena-mena terhadap orang lain.
* Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
* Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
* Berani membela kebenaran dan keadilan.
* Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia
Internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling
hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
* Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
* Rela berkorban demi bangsa dan negara.
* Cinta akan Tanah Air.
* Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
* Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
* Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
* Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
* Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
* Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat
diliputi dengan semangat kekeluargaan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
* Bersikap adil terhadap sesama.
* Menghormati hak-hak orang lain.
* Menolong sesama.
* Menghargai orang lain.
* Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama
Semua telah diatur didalamya
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Kita harus
mempercayai adanya Tuhan, kita harus bersikap adil terhadap semua manusia, kita
tidak harus membeda-bedakan mana suku sunda batak, mana orang Indonesia barat,
tengah, ataupun timur, agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, maupun Konghucu,
semua berhak diperlakukan sama dan adil, miskin ataupun kaya ia berhak merdeka.
Semua telah diatur sempurna, lantas kita masih belum mengamalkan itu semua?
contoh kecil pengamalan Pancasila adalah dengan belajar sungguh-sungguh,
menikmati proses bagaimanapun hasilnya karena sebuah proses dengan yakin tidak
akan menkhianati hasil, belajar bagaimana seharsunya bersikap, belajar
bagaimana caranya memperlakukan manusia dengan baik, semua sudah menjadi salah
satu pengamalan Pancasila walaupun sangat sederhana tetapi sangat berarti. Indonesia
negara yang akan sumber daya alam, berjuta-juta budaya dan bahasa, pulau indah
dimana-mana, pantai indah terhampar luas nan indah, jika kalau bukan kita yang
menjaga, lantas siapa? Kita, Kami Saya yang mencintai Indonesia akan mencoba
mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yang indah untuk
diamalkan walaupun hanya sederhana. Salam sejahtera untuk kita semua,
Comments
Post a Comment