Seperti yang sudah kita
ketahui perempuan (gelar) adalah manusia yang menstruasi, manusia yang bisa
hamil, melahirkan anak dan menyusui. Kemudian beasiswa adalah pemberian berupa
bantuan keuangan
yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi
keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa
dapat diberikan oleh lembaga pemerintah,
perusahaan ataupun yayasan.
Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun
pemberian dengan ikatan kerja
setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung
pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut.
Pendidikan sebagai
salah satu wahana pembentuk karakter bangsa, berarati sudah jelas karakter
bangsa dapat dilihat dari bagaimana tingkat pendidikannya. Laki-laki dan
perempuan sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran berhak untuk mengenyam
pendidikan, seperti dalam topik esay ini “Saya (Sebagai Perempuan) Layak
Mendapat Beasiswa”, sejatinya kodrat perempuan memang dirumah, mengurus dapur,
mengurus anak, mencuci pakaian, mencuci piring, masak dan lain sebagainya, tapi
apakah salah jika perempuan juga berkeinginan untuk mengenyam pendidikan? Jelas
tidak “Tuntutlah Ilmu Walau Sampai ke Negeri China” pepatah itu sering kita
dengar bukan? Pun pepatah tersebut juga berlaku bagi kaum perempuan. Dengan
adanya pepatah tersebut, dengan banyaknya motivasi yang sering kita dengar
betapa menakjubkannya manusia dengan latar belakang pendidikan yang mumpuni
kemudian muncullah keinginan manusia (perempuan) untuk melanjutkan
pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Tapi, banyak faktor yang menghambat
seseorang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya perempuan karena pada topik ini
yang dibahas adalah perempuan. Contohnya izin orang tua karena latar belakang
ekonomi yang tidak mendukung, pun dengan dalih karena perempuan ujung-ujungnya
ke dapur, kemudian faktor dari dirinya sendiri
dengan dalih “saya tidak mampu, orang tua saya tidak mampu, karena saya
bodoh” dan lain-lain, kemudian “saya
tidak diterima di PTN, jika saya di PTS nanti bayaran mahal”, atau “Ah, saya
mau nikah saja, biar ada yang membiayai” dan lain-lain.
Perempuan adalah tiang negara, bila ia rusak maka runtuhlah suatu Negara, betapa
mulianya kita sebagai perempuan sebagai penentu karakter anak, karakter
keluarga, karakter masyarakat bahkan bangsa. Bagaimanapun dari perempuanlah
manusia itu pertama-tama menerima belajar merasa, berpikir, dan berkata-kata. Dan
bagaimanakah seorang perempuan mendidik anak-anaknya, jika mereka sendiri tidak
berpedidikan? Oleh karena itu perempuan dituntut untuk cerdas, berilmu, dan
faham mengenai seluk-beluk kewajiban dan betapa mulia dirinya. Mulai dari
kewajibannya terhadap agamanya, akalnya (yang berkaitan tentang pemahaman
aqidah, fiqih ibadah, Al-Qur’anul karim dan Ulumul Qur’an), pengetahuan modern
baik tentang sosial masyarakat, ekonomi, kesehatan, dll), terutama
kewajibannya terhadap keluarga.
Harus dipahami bahwa seorang perempuan
tidak akan memiliki pengaruh ditengah masyarakat, kecuali ia memiliki
kepribadian yang kuat. Dengan ini semua insyaAllah dari seorang perempuan, yang
nantinya akan menjadi tauladan perdana untuk anak-anaknya, sehingga anak juga
ikut memiliki karakter kuat yang telah ditanamkan oleh ibunya, anak berkembang
dengan baik dikeluarga yang telah di sulap seorang ibu menjadi tempat anak
menempa diri, dan karena itu ibu telah merubah lingkungan menjadi baik,
sehingga masyarakat yang muncul adalah masyarakat yang berkarakter mulia(bangsa
yang berkarakter). Oleh karena itu saya sebagai mahasiswa layak untuk
mendapatkan beasiswa hehe
Sekali lagi saya
tekankan, beban ekonomi jangan dijadikan alasan untuk tidak melanjutkan
pendidikan, karena beasiswa tidak hanya ada di PTN di PTS pun ada asalkan kita
ada usaha untuk mencari dan mendapatkannya.
*Tulisan ini tadinya sebagai salah satu
syarat pengajuan beasiswa (walaupun coba-coba), behubung deadline sudah lewat
-_- jadi saya posting di blog, semoga bemanfaat ya.
Comments
Post a Comment